Sejak Januari-April, Ada Sembilan Kasus DBD di Pesbar - radarpesbar.com | Radar Pesbar Online

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 06 April 2019

Sejak Januari-April, Ada Sembilan Kasus DBD di Pesbar

Ilustrasi/Net.
Radarpesbar.com – Sejak Januari hingga April 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat sebanyak sembilan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten setempat. Dari sembilan kasus itu, satu diantarannya meninggal dunia.

Sekretaris Dinkes Pesbar, Ermen Patria, S.Ip., mendampingi kepala Dinkes setempat, Bambang Purwanto, S.Km, M.Kes., mengatakan kasus DBD sejak Januari hingga April ditahun 2019 merupakan kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Pesbar. Terlebih ada satu warga yang masih balita di Kecamatan Ngambur, meninggal dunia karena DBD.

“Kasus DBD hingga kini masih menjadi perhatian serius Dinkes Pesbar, mudah-mudahan kedepan kasus DBD tidak lagi bertambah,” katanya.

Dijelaskan, dari sembilan kasus itu antara lain lima kasus dari Kecamatan Krui Selatan, satu kasus di Kecamatan Pesisir Utara, dan dua kasus dari Kecamatan Way Krui serta satu kasus meninggal dunia dari Kecamatan Ngambur. Dengan banyaknya kasus DBD tersebut Dinkes juga berharap adanya peran serta masyarakat terutama jika menemukan adanya indikasi gejala DBD harus segera dibawa ke Puskesmas terdekat untuk segera ditangani.

“Jangan sampai jika ada warga yang diindikasi gejala DBD tidak ditangani serius atau ditangani oleh pengobatan alternatif seperti dukun dan sebagainya, dikhawatirkan berdampak fatal,” jelasnya.

Mengingat, kata dia, berdasarkan informasi seperti pasien DBD di Kecamatan Ngambur yang meninggal dunia itu diduga telat penanganan, karena sebelumnya lebih dahulu ditangani melalui pengobatan alternatif. Sehingga saat pasien dibawa ke Puskesmas sudah dalam kondisi kurang baik dan sempat di rujuk ke Rumah Sakit di Pringsewu, namun pasien tidak bisa tertolong.

“Penyakit DBD harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat, karena itu diharapkan tetap waspada dan terus menjaga kebersihan lingkungannya,” ujarnya.

Masih kata dia, Dinkes setempat sejak Januari sampai sekarang masih terus melakukan pengasapan atau fogging ke rumah-rumah warga padat penduduk, terutama di wilayah yang rentan DBD. Masyarakat juga diharapkan bisa berkoordinasi dengan bidan desa di wilayahnya seperti dalam penanganan untuk antisipasi DBD, serta dapat melaporkan jika ada indikasi DBD.

“Hal itu untuk kepentingan bersama, sehingga kasus DBD bisa dicegah dan tidak bertambah. Kita juga mengimbau agar seluruh pekon bisa menggalakan gotongroyong untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” pungkasnya.(yayan/d1n)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad